Monday, April 21, 2025

5 Alasan First Jobber Cenderung Ingin Cepat Resign, Ekspektasi Tinggi?

POKER PELANGI - Memasuki dunia kerja untuk pertama kali seringkali menjadi momen campur aduk bagi banyak orang. Di satu sisi, ada rasa bangga akhirnya bisa mempunyai penghasilan sendiri. Tapi di sisi lain, muncul rasa tertekan karena realita yang tidak sesuai ekspektasi. Tidak sedikit first jobber yang akhirnya cepat merasa jenuh dan mempertimbangkan untuk resign secepatnya, bahkan dalam hitungan beberapa bulan saja. Padahal, sebelumnya sudah sangat semangat untuk mendapatkan pekerjaan pertamanya. Nah, berikut lima alasan yang mungkin akan kamu alami juga sekaligus bisa menjadi referensi, ya! 1. Ekspektasi terlalu tinggi terhadap dunia kerja Banyak fresh graduate membayangkan dunia kerja akan seru, berkembang, dan penuh apresiasi. Tapi begitu masuk, mereka justru bertemu dengan rutinitas monoton dan tekanan yang mengakibatkan stres hingga burnout. Perbedaan antara ekspektasi dan realita ini pada akhirnya membuat mereka kecewa dan merasa keberatan. Akhirnya mulai overthinking dan mempertimbangkan banyak hal. Selalu berusaha untuk bertahan, tapi membayangkan hal-hal yang belum tentu terjadi dan jobdesk yang makin lama terasa melelahkan. Berkali-kali terpikirkan untuk resign secepatnya, namun mereka sudah terlanjur terikat dengan kontrak yang nantinya harus terkena penalti jika keluar tanpa alasan yang jelas. 2. Lingkungan kerja yang toxic Entah itu rekan kerja yang saling menjatuhkan, atasan yang suka meremehkan, atau budaya lembur yang tidak manusiawi. First jobber seringkali merasa bingung harus bertahan atau speak up karena posisinya masih baru. Rasa canggung dan ragu membuat mereka harus berusaha diam dan menikmati, meski sebenarnya merasa tertekan. Kondisi yang demikian itu membuat kesehatan mental menjadi taruhan. Tidak heran kalau resign jadi opsi yang paling cepat terpikirkan dan berkali-kali direncanakan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan, karena memang bertahan di tempat kerja yang tidak nyaman itu sangat sulit dan penuh perjuangan. 3. Minimnya pengembangan diri dan tantangan baru Setelah beberapa bulan bekerja, banyak first jobber merasa stuck dan jalan di tempat. Tugasnya itu-itu saja, tidak ada pelatihan ataupun sekadar kesempatan eksplorasi hal baru. Padahal generasi saat ini selalu haus akan pembelajaran dan pengalaman. Saat merasa tidak berkembang, mereka lebih memilih pindah daripada bertahan tanpa tujuan. Karena bekerja tidak hanya tentang seberapa besar gaji yang didapatkan, tapi juga seberapa besar manfaat yang mereka rasakan di dalamnya. Apalagi, jika skill yang dimiliki sudah cukup berkualitas, namun hanya mengerjakan rutinitas membosankan dan tidak ada jenjang karir yang jelas. 4. Menginginkan fleksibilitas dan work-life balance Perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat banyak orang makin sadar pentingnya menjaga keseimbangan hidup. Ketika tempat kerja terlalu kaku, tidak ramah dengan fleksibilitas, atau suka mengganggu istirahat di luar jam kerja, banyak yang merasa terjebak. First jobber pun mulai mencari pilihan pekerjaan lain yang lebih fleksibel dan manusiawi. Apalagi jika mau mengikuti perkembangan ter-update, sudah banyak lowongan pekerjaan work from home yang lebih menarik secara kultur dan gaji. Prinsipnya, daripada bertahan dengan ketidaknyamanan, lebih baik mencari peluang lain yang lebih meyakinkan dan sesuai ekspektasi. Intinya, fleksibilitas ini cukup penting dan lebih menarik bagi para first jobber. 5. Gaji tidak sebanding dengan beban kerja Realita pahit yang sering dirasakan yaitu terkait pekerjaan yang menumpuk, tapi gaji yang didapatkan tidak ada peningkatan. First jobber mulai menghitung dan memperkirakan, terkait rasa lelah dengan uang yang didapatkan. Ternyata, setelah dipikir-pikir tidak lagi worth it. Rasa tidak dihargai membuat semangat bekerja sudah pasti menurun. Lantas, ketika ada peluang dengan gaji lebih baik, pindah pekerjaan lain menjadi keputusan yang tepat. Prinsipnya, tidak apa jika harus terkena denda karena resign sebelum waktu kontrak selesai, yang penting setelahnya bisa lebih berkembang dengan benefit yang makin maksimal. Setiap orang sudah pasti mempunyai alasan masing-masing saat memutuskan untuk bertahan atau resign dari pekerjaan pertamanya. Tapi, realitanya di era sekarang menunjukkan bahwa banyak yang mulai berani memilih pekerjaan sesuai dengan nilai hidup dan kesehatan mental mereka. Ingatlah bahwa dunia kerja itu luas, dan kamu berhak mencari tempat yang membuatmu berkembang juga dihargai. Semoga, setelah ini kamu mendapatkan pekerjaan yang coco dan sesuai ekspektasi!

No comments:

Post a Comment