POKER PELANGI - AGEN POKER, DEWA POKER, JUDI POKER, POKER ONLINE
Tuesday, November 26, 2024
Perubahan yang Dilakukan Ruben Amorim di Laga Debut Bersama MU
Ruben Amorim melakoni laga debutnya sebagai manajer Manchester United dengan bermain imbang 1–1 menghadapi Ipswich Town pada pekan ke-12 English Premier League (EPL) 2024/2025. Meski gagal meraih kemenangan pada laga pertamanya, manajer asal Portugal itu melakukan beberapa perubahan. Starting line-up, formasi, serta gaya permainan Manchester United dalam laga ini tampak berubah. Dilansir laman resmi Premier League, berikut perubahan yang dilakukan Ruben Amorim di laga debut bersama MU.
1. Mengubah sistem empat bek menjadi tiga bek dalam formasi 3–4–2–1
Ruben Amorim dikenal sebagai manajer yang menggemari sistem 3 bek ketimbang 4 bek selama menangani Sporting Lisbon. Ia langsung menerapkan tersebut saat melakoni laga debutnya di EPL kontra Ipswich Town pada pekan ke-12 2024/2025. Amorim menurunkan formasi 3–4–2–1 sejak menit pertama. Ia memainkan Johnny Evans, Noussair Mazraoui, dan Matthijs de Ligt sebagai trio bek. Amorim belum bisa menurunkan sebagian bek senior, seperti Lisandro Martinez, Harry Maguire, dan pemain baru MU, Leny Yoro, yang masih menderita cedera.
Ia mengandalkan Casemiro dan Christian Eriksen sebagai duet lini tengah yang didukung Amad Dialo dan Diogo Dalot sebagai wing back. Perubahan juga terjadi dalam komposisi lini depan Manchester United. Amorim memainkan Bruno Fernandes dan Alejandro Garnacho sebagai duet gelandang serang di belakang Marcus Rashford yang mengisi posisi striker. Amorim memutuskan mencadangkan dua striker murni Manchester United, Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee.
2. Menerapkan gaya bermain direct football yang cukup agresif
Ruben Amorim menginstruksikan para pemain Manchester United untuk bermain dengan gaya direct football, yang mengandalkan kecepatan dari sisi sayap dan umpan-umpan terobosan dari lini belakang ke depan. Kecepatan Amad Dialo cukup diandalkan dari sisi kanan. Distribusi bola berpusat di posisi Alejandro Garnacho dan Marcus Rashford yang bergantian mengisi posisi lini depan dan menusuk dari luar kotak penalti lewat kecepatan. Sementara itu, Bruno Fernandes lebih sering turun ke bawah menjemput bola dan mengatur serangan MU lewat visi permainannya.
Alhasil, Manchester United lebih menguasai pertandingan. Dilansir Fotmob, MU mencatat 60 persen penguasaan bola dengan persentase akurasi operannya mencapai 88 persen. The Red Devils menciptakan 2 peluang besar dari 4 tembakan tepat sasaran dari total 11 kali percobaan. Secara defensif, Manchester United cukup efisien dalam melakukan pressing. Hal tersebut dapat terlihat dari catatan 11 intersep, 16 sapuan bola, dan 44 menang duel fisik.
Namun, perubahan strategi Ruben Amorim tidak berjalan dengan baik saat memasukkan Manuel Ugarte yang menggantikan Casemiro dan Luke Shaw yang menggantikan Johhny Evans pada babak kedua. Ditambah lagi, Eriksen juga ditarik keluar karena digantikan Joshua Zirkzee. Artinya, hanya ada satu bek dan gelandang tengah. Permainan MU yang menumpuk pemain di lini depan kurang memberikan dampak positif. Mereka rentan terkena serangan balik cepat dan Fernandes kesulitan menciptakan peluang karena sering kali turun ke tengah untuk menjemput bola.
3. Mengubah formasi menjadi 5–2–3 saat bertahan
Ruben Amorim bermain cukup direct saat membangun serangan dengan formasi 3–4–2–1. Namun, ia akan mengubah sistemnya menjadi 5–2–3 kala bertahan. Maka dari itu, Amorim sangat mengandalkan dua gelandang tengahnya untuk melakukan transisi.
Sistem ini cukup berhasil saat melatih Sporting Lisbon dengan kehadiran Hidemasa Morita dan Morten Hjulmand. Akan tetapi, sistem ini belum bekerja dengan baik dalam laga MU versus Ipswich Town pada pekan ke-12 EPL 2024/2025. Sebab, Casemiro dan Christian Eriksen beberapa kali lambat dalam menutup ruang di lini tengah. Gol balasan Ipswich Town yang dicetak Omari Hutchinson menjadi salah satu bukti. Ia mendapat ruang cukup besar untuk melepaskan tembakan dari luar kotak penalti yang seharusnya bisa ditutup oleh Casemiro dan Eriksen.
Amorim masih memiliki banyak pekerjaan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam permainan Manchester United pada 2024/2025. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan karakter permainan EPL yang temponya lebih cepat dan keras daripada Primeira Liga Portugal. Mampukah ia mengangkat performa MU pada 2024/2025?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment