Saturday, December 7, 2024

5 Tips Perawatan Diri Setelah Alami Toxic Friendship, Saatnya Pulih!

Mengalami pertikaian, kesalahpahaman, atau perbedaan pendapat dalam persahabatan adalah hal yang wajar. Tentu tidak ada hubungan yang selalu berjalan mulus. Akan tetapi, jika kamu merasa bahwa persahabatanmu lebih banyak menimbulkan stres dan perasaan tidak nyaman, bisa jadi kamu berada dalam hubungan persahabatan beracun (toxic friendship). Menurut psikiater di MindPath Care Centers, Elisabeth Netherton, MD, dilansir Newport Healthcare, persahabatan yang sehat ditandai dengan hubungan timbal balik, di mana kedua belah pihak saling memenuhi kebutuhan satu sama lain. Sebaliknya, Nicole Martinez, Psy.D., LCPC, seorang psikiater dari laman Bustle, mengatakan bahwa persahabatan yang beracun ditandai dengan sifat egois, kompetitif, dan tidak peduli dengan kepentingan teman mereka sendiri. Ketika kamu memutuskan untuk mengakhiri persahabatan yang toxic, kamu mungkin merasa rentan dan bertanya-tanya, apakah kamu telah membuat keputusan yang tepat. Namun, pada akhirnya kamu pun menyadari bahwa mengakhiri persahabatan yang toxic dan mengutamakan kesejahteraan diri sendiri adalah keputusan terbaik. Lantas, bagaimana cara agar dapat kembali pulih setelah mengalami toxic friendship? Berikut beberapa tips perawatan diri yang bisa kamu lakukan. 1. Berikan ruang dan waktu untuk bersedih Mengakhiri persahabatan beracun tentu tidaklah mudah. Sebab, bagaimanapun juga ada banyak pengalaman yang telah dilalui bersama, baik saat suka maupun duka. Jadi, wajar saja bila kamu merasa sedih saat harus menerima kenyataan bahwa pertemanan tersebut kini tidak dapat dipertahankan lagi. Tidak apa-apa untuk bersedih sejenak. Memberi diri sendiri ruang untuk merasakan dan memproses emosi negatif sepenuhnya adalah langkah yang bijak. Selain itu, kamu juga bisa meluangkan waktu untuk merenungkan pelajaran apa yang dapat dipetik dari pengalaman ini. 2. Sadari bahwa tidak apa-apa untuk berpisah Setiap orang tentu menginginkan pertemanan yang dapat bertahan lama. Namun seperti halnya melupakan mantan, kamu pun bisa melupakan temanmu yang toxic. Dengan menghargai kebutuhan dan kesejahteraan emosional diri sendiri, kamu sudah membuat keputusan yang tepat untuk mengakhiri pertemanan beracun. Lagi pula, berakhirnya suatu hubungan pertemanan adalah hal yang normal dalam kehidupan. Terlebih, dikutip Newport Healthcare, seorang psikolog klinis dan pelatih hubungan di Loving Roots Project, Shelly Sommerfeldt, Psy.D., mengatakan, bahwa sering kali kamu mungkin mengutamakan kebutuhan orang lain daripada kebutuhan dirimu sendiri. Oleh karenanya, tidak apa-apa jika kini kamu terpaksa menyudahi persahabatan. Sebab, yang terpenting saat ini adalah kebutuhanmu yang telah lama kamu abaikan. Pikirkan apa yang sehat untuk dirimu dan hidupmu. Selain itu, hargai apa yang kamu butuhkan untuk menjadi bahagia. 3. Cari dukungan dari orang-orang yang kamu percaya Baik itu teman-teman ataupun anggota keluarga, mencari dukungan dari orang-orang yang kamu percaya bisa membantu meringankan rasa sakit hati yang kamu rasakan setelah mengalami toxic friendship. Terlebih, seorang pakar gaya hidup, Kris Carr, mengatakan bila selama melewati fase sakit hati, jangan biarkan dirimu selalu sendirian. Di sisi lain, kamu mungkin menyadari bahwa ada teman-temanmu yang lain yang mungkin sangat merindukanmu selama ini. Di mana, ketika kamu bersama dengan temanmu yang toxic, mereka tidak diizinkan untuk menghabiskan waktu bersamamu. Ketika kamu telah mengakhiri hubungan toxic ini, maka kini waktunya untuk fokus membangun pertemanan yang lebih baik. 4. Kelilingi dirimu dengan teman-teman yang positif Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, di mana dukungan dari orang-orang yang kamu cintai merupakan cara efektif untuk membantu melewati pengalaman traumatis setelah mengakhiri persahabatan yang toxic. Dengan kehadiran orang-orang positif dalam hidupmu, kamu dapat lebih fokus untuk menginvestasikan waktu, energi, dan kapasitas emosional untuk menjalin hubungan yang lebih baik. Seperti yang dikatakan oleh Suraji Wagage, Ph.D., seorang psikolog klinis berlisensi, dikutip Newport Healthcare, bahwa selain adanya timbal balik, persahabatan yang sehat juga ditandai dengan saling memahami. Oleh karena itu, ketika kamu dikelilingi oleh teman-teman yang positif, kamu akan merasa dicintai, dihargai, dan didukung dalam berbagai cara yang kamu butuhkan. 5. Hindari berhubungan kembali dengan orang tersebut Sama halnya seperti kamu tidak boleh kembali kepada mantan yang buruk, menghindari menyakiti diri sendiri dengan tidak menjalin kembali pertemanan dengan orang-orang yang toxic juga merupakan keputusan terbaik. Ketika kamu sudah menetapkan batasan yang jelas pada mereka, maka terapkanlah dan hargai batasan tersebut. Memulihkan diri setelah mengalami pertemanan yang toxic bukanlah perkara mudah. Kamu mungkin merasa gelisah dan bersalah lantaran mengakhiri pertemanan yang sudah terjalin cukup lama. Akan tetapi, menjaga kesehatan mentalmu jauh lebih penting. Selalu ingat, bahwa persahabatan yang sehat seharusnya menjadi hubungan yang saling menguatkan, di mana kedua belah pihak memberikan kebaikan dan dukungan satu sama lain. Semoga beberapa tips di atas bisa membantu kamu kembali pulih, ya!

No comments:

Post a Comment